Desa Podorejo disitulah tempatku dilahirkan dan dibesarkan sampai sekarang. Aku sekarang duduk di bangku SMP, aku mulai bisa merasakan rasa jatuh cinta. Setelah beberapabulan aku menjalani masa-masa SMP, aku mulai kenal dengan beberapa teman lain dan juga kakak kelasku.
Suatu pagi waktu disekolah tak sengaja waktu aku berjalan, aku menabrak seorang kakak kelasku yang juga sedang berjalan. Aku pun merasa malu, “oww ooww maaf ya kak, aku gak sengaja” kataku dengan penuh rasa malu. “Iya, gak apa-apa kok dik, mungkin kamu lagi memikirkan sesuatu jadi kamu melamun saat berjalan” jawab Kakak Mani situ. Sebutan ku untuknya.
Aku pun berlari dengan temanku untuk pergi. Aku bercerita kepada sahabatku itu, betapa malunya aku tadi. “Sumpah deh malu banget aku tadi” ku bercerita kepada sahabatku. “Hahahaha” jawab Tika sahabatku. “Lhoh, kamu kok malah ketawa?” jawabku sebal. “Gak gitu lho cantik, aku cuma ketawa soalnya kamu tadi lucu banget sumpah deh “ jawab Tika dengan ketawa kecilnya.
Bel masuk pun berbunyi teeetttt teeetttt teetttt. Semua bergegas untuk masuk kelas. Pelajaranpun dimulai, tapi entah mengapa aku terus dan selalu memikirkan kejadian tadi. Ada apa denganku? Ada apa dengan tatapan matanya tadi? Apa ini cinta? Aku pun melamun berfikir seperti itu.
Sewaktu istirahat aku dan sahabatku bergegas pergi ke kantin sekolahku untuk membeli makan. Entah mengapa jantungku berdebar begitu cepat serasa berlari kencang. Ternyata rasa deg-degan itu kurasakan saat aku bertemu dengan kakak manis yang tadi pagi bertabrakan denganku. Tika menyapaku “Woy, ada apa dengan mu? wajahmu merah tuh”. Aku pun menjawab tanpa melihat Tika dan terus memandang kakak itu, “e ee enggak kok, gak ada apa-apa”. Aneh sekali tingkahku.
Saat makan aku bertanya sama sahabatku itu. “Tik, kamu tau gak kakak yang tadi pagi” tanyaku dengan malu. “Ohh, yang tadi pagi? yang tadi itu namanya kak Nicko, dia teman saudaraku kok, dia juga sering main ke rumah saudaraku itu” jawab Tika. “Haaa? teman saudaramu? kamu kenal donk ?” jawab ku kaget. “Iya aku kenal, dia kan pacar anak kelas VII-C itu” Tika menjelaskan ke aku.
Seketika aku langsung berhenti makan dan rasa lapar ku tiba-tiba hilang. Ternyata kakak manis itu sudah tak sendiri lagi. Harapan ku hilang dan sirna begitu saja. Lama kelamaan aku mulai tidak memikirkan kakak itu. Aku pun mulai menganggapnya kakak,karena gak mungkin aku bisa bersamanya.
Sekarang aku sudah kelas VIII. Sabtu sepulang sekolah. Aku diajak saudaraku pergi main bersama teman-temannya.tak kusangka ternyata kakak manis itu teman saudaraku. Kita pun bermain bersama dan bergurau bersama.
Malamnya, aku mulai memikirkan kakak berkulit sawo matang, berhidung mancung, yang manis itu. Rasa itu sedikitmuncul kembali. Kecewaku ternyata dia tak seperti apa yang aku bayangkan, dia tak sependiam apa yang aku duga.
Lama lama dan lama aku hanya memiliki harapan yang tak mungkin terjadi. Saat itu aku bermain dengan dunia maya, aku bermain Facebook, Oww ooww muncul chat dari kakak manis itu di facebook ku, sungguh kaget aku. Aku pun bergurau dengannya lewat cchat facebook itu. Tapi kakak manis itu hanya menganggapku sebagai adiknya.
Mulai dekat aku dengan kakak itu, tapi entah mengapa dia belum juga minta nomor Hp ku? Pikirku berharap yang tak pasti.
Dia pun sudah keluar dari SMP ini, aku juga sudah kelas IX. Sekarang aku tak bisa melihatnya sesering dulu.
Kakakmanis itu memanggilku saat kita bertemu disuatu tempat, “Dik eph, gimana kabarmu?” Aku pun menjawabnya dengan rasa gugup, “Ohh abang, aku baik kok. Bagaimana dengan abang? kita jarang ketemu ya”.”Iya nih dik kita jarang banget ketemu jadi kangen sama kamu, aku baik juga kok” dia menjawab dengan penuh senyum.
Jantungku berdebar begitu kencang saat melihat senyumnya. Seminggu setelah kejadian itu, dia muncul di chat ku lagi. Tak kusangka dia meminta nomor Hp ku, dan aku memberinya.
Setelah seminggu aku sms an dengan kakak manis itu. Aku mulai nyaman dengan dia, perhatian dia ke aku membuat aku bimbang dengan perasaan ku. Karena saat itu aku juga menyukai seorang cowok, tapi terlalu lama aku menunggu cowok itu dan dia tak juga menyatakan rasa sukanya ke aku.
Malam itu kak Nicko beda, sms dia ke aku menunjukan kalau dia menyukaiku. Sampai larut malam aku sms an dengan dia, sampai aku lupa kalau aku harus tidur karena besok aku sekolah.
Kak Nicko bilang ke aku, “Adik boleh gak kalau kakak telpon adik?” Aku pun mulai berfikir, ada apa ini kok tiba-tiba kakak mau telpon. “Iya bang gak apa-apa kok kalau mau telpon” jawab ku dengan memanggilnya Abang.
Kakak pun menelepon ku dan dia mengatakan sesuatu ke aku, “Adik sebenarnya aku suka sama kamu dari dulu, tapi aku gak berani mengatakan semua ini ke kamu, karena aku berfikir aku gak pantas untukmu”. Dengan rasa senang tetapi hatiku bimbang aku menjawabnya, “Lhoh bang, aku gak ngerti maksud abang?” Nicko pun menjawab kembali dan menjelaskan ke aku, “Aku suka sama kamu, aku cinta, apa kamu mau jadi pacarku?” Jantungku berdebar, hatiku serasa senang, dan aku lega ternyata dia menaruh rasa juga ke aku. “Hmmmm, iya deh bang aku mau” jawab ku dengan keragu-raguan.
Tanggal 13 itu aku menjadi kekasih abang manis itu. Sebelum aku menerimanya hati ku bimbang. Apa dia pantas untuk ku, karena setahu ku dia tak seperti apa yang aku bayangkan. Tapi aku coba jalani dulu. Lama kelamaan aku mulai merasakan betapa tulusnya cinta dan kasih sayangnya yang diberikan ke aku.
Setelah lama aku bersamanya aku sangat bersyukur menerimanya, dialah cowok yang akuharapkan, semoga dia bisa menjagaku dan tak akan menyakitiku, pikirku.
Dia sangat baik, perhatian, dan kasih sayangnya ke aku sangat besar, keluarganya juga menerima aku dengan baik. Terima kasih Abang manis itu yang sudah menjadi pelengkap hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar